WARTASUAR.COM, Lasusua – Penjabat Bupati (PJ) Kolaka Utara Yusmin, menunjukkan kinerjanya di Bumi Patowonua dengan berkomitmen bahwa para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan diberikan bantuan sebanyak Rp1.000.000.
Bantuan diberikan bagi siswa yang belum mendapatkan bantuan, baik dari Program Indonesia Pintar (PIP) maupun lainnya. Bantuan yang diberikan kepada para pelajar adalah beasiswa pendidikan untuk siswa berprestasi dan siswa kurang mampu. Saat ini, para pelajar di wilayah ujung Sulawesi Tenggara tersebut sedang dalam proses pendataan.
Janji ini diungkapkan oleh orang nomor satu di Kolaka Utara beberapa waktu lalu saat membuka kegiatan pencegahan stunting bagi pelajar. “Ada yang sudah dibantu oleh PIP dari pemerintah pusat, maka yang tidak terbantu oleh PIP akan dibantu oleh pemerintah provinsi. Saya akan menyediakan uang untuk membantu anak-anak kita yang kurang mampu sebesar 1 juta per orang. Anggarannya ada di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara,” ujarnya.
Selain bantuan dari provinsi, Yusmin juga berjanji bahwa para pelajar dari Taman Kanak-Kanak (TK) atau Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang baru masuk sekolah di tahun 2025 mendatang tidak perlu lagi membeli perlengkapan sekolah.
“Kedepannya, untuk pelajar kita, khususnya SMP, SD, dan TK atau PAUD yang baru masuk di tahun 2025, saya sudah sampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kolaka Utara bahwa di tahun 2025 semua siswa kita tidak boleh lagi membeli apa pun. Mulai dari kaos kaki, sepatu, baju, tas, semuanya harus disediakan oleh pemerintah. Itu harus gratis,” jelasnya.
Hal ini juga berlaku di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara. Untuk siswa SMA dan SMK se-Sulawesi Tenggara yang baru masuk sebagai siswa baru, pakaian mereka harus dibiayai oleh pemerintah. “Seragam olahraga, seragam putih abu-abu, baju batik, baju pramuka semuanya terlalu mahal. Beban ini bisa sangat berat bagi orang tua. Jika ada satu anak yang masuk SD, mungkin mereka masih mampu, tapi bagaimana kalau bersamaan dengan kakaknya yang masuk SMP? Oleh karena itu, kita harus mengambil kebijakan untuk menggratiskan semuanya bagi anak-anak kita pada tahun 2025,” jelasnya.
Namun, hal ini tidak akan mengurangi alokasi untuk beasiswa. Beasiswa tetap ada, termasuk dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, “Bagi anak-anak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dan ingin melanjutkan studi di universitas-universitas ternama yang memiliki akreditasi A, yang akan dibiayai oleh pemerintah. Begitu juga dengan guru-guru yang ingin melanjutkan studi S2, pembiayaannya akan menjadi fokus di bidang pendidikan,“ tutupnya. (lea)