WARTASUAR.COM, LASUSUA – Insiden menyedihkan terjadi di Pondok Pesantren Al Islam Meeto, Kecamatan Kodeoha, Kabupaten Kolaka Utara, saat seorang santri mengalami luka bakar serius usai bermain bersama tiga temannya di dekat sungai belakang asrama putra, sekitar 100 meter dari kampus. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran publik dan menjadi sorotan setelah muncul dugaan bullying dalam insiden tersebut.

Kepala Pondok Pesantren Al Islam Meeto, Drs. Syamsuddin Ribi, menegaskan bahwa insiden tersebut murni kecelakaan saat para santri bermain, bukan akibat tindakan kekerasan atau perundungan.
“Menurut informasi yang kami terima, korban bersama tiga rekannya meninggalkan kampus tanpa izin pembina dan bermain di sungai. Itu sudah termasuk pelanggaran aturan pondok,” kata Syamsuddin saat memberikan keterangan, Jumat (12/4).
Ia menjelaskan bahwa korban sempat kembali ke pondok dalam keadaan menangis namun masih dalam kondisi sehat. “Saya tanya kenapa menangis, dia bilang ‘Saya terbakar, Ustaz’. Saat ditanya lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa sedang membakar dan api melompat kepadanya. Karena melihat kondisinya menangis hebat, saya langsung membawanya ke puskesmas tanpa menanyakan lebih jauh soal kronologinya,” tambahnya.
Syamsuddin juga membantah adanya keterlibatan senior dalam kejadian ini. “Ini bukan ulah senior. Yang terlibat adalah teman seangkatan, kelas 1 dan 2 Tsanawiyah. Mereka selama ini dikenal cukup akrab,” katanya.
Namun, Syamsuddin tidak menampik bahwa jika terbukti ada unsur pemaksaan saat korban dicukur alis dan rambutnya, maka bisa dikategorikan sebagai bentuk perundungan. “Kalau memang faktanya demikian, ya bisa saja masuk kategori bullying. Tapi dari pengakuan teman-temannya, tidak ada paksaan,” paparnya.
Kapolres Kolaka Utara, AKBP Ritman Todoan Agung Gultom, S.Ik, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah mengamankan dua orang terduga pelaku dalam kejadian ini.
“Keduanya sudah kami amankan. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, mereka sedang bermain ketika insiden terjadi. Pelaku menyiramkan pertalite dari botol minuman ke tubuh korban, lalu tanpa sengaja menyulut api yang menyebabkan korban terbakar di bagian tubuh sebelah kiri,” jelas Kapolres.
Saat ini, pihak kepolisian sedang berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menangani perkara ini secara menyeluruh, mengingat yang terlibat masih di bawah umur.
Sementara itu, Dokter spesialis dari RSUD Djafar Harun Lasusua, dr. Widyarsa, menjelaskan kondisi korban saat ini dalam keadaan stabil namun mengalami luka bakar serius.
“Luka bakarnya sekitar 27 persen dengan derajat 2A dan 2B. Terkena di bagian punggung, perut, dan sekitar selangkangan. Saat ini pasien sudah direhidrasi dan kami fokus mencegah infeksi dengan isolasi ruangan dan pemberian antibiotik serta vitamin,” ujar dr. Widyarsa.
Untuk diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian bermula setelah para santri selesai melakukan kegiatan pembersihan di lingkungan pesantren. Empat orang, dua pelaku, satu korban, dan satu saksi menuju area sungai di belakang asrama. Di sana, mereka mulai bermain, mencukur rambut dan alis korban sambil bercanda.
Kemudian mereka memasukkan bensin jenis pertalite ke dalam botol kaleng minuman dan mulai bermain api dengan membakar ranting. Tanpa sengaja, bensin tersiram ke tubuh korban, lalu ranting terbakar menyulut api ke tubuh korban. Salah satu temannya berusaha memadamkan api dengan menggulingkan korban di tanah. Korban kemudian dibawa kembali ke pondok dan langsung dilarikan ke puskesmas oleh pihak pesantren.
Pondok Pesantren Al Islam Meeto saat ini menampung 287 santri, terdiri dari 112 santri putra dan 175 santri putri, dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 26 orang.
Pihak pesantren berharap peristiwa ini menjadi pelajaran penting agar pembinaan terhadap santri diperketat dan orang tua tetap mempercayakan pendidikan anak-anaknya di pesantren.(Lea)