Menu

Mode Gelap
UHO dan Badan Gizi Nasional Bahas Penguatan Peran Perguruan Tinggi dalam Program Makan Bergizi Gratis Pakar HTN UHO: Tidak Semua Penugasan Polri di Luar Institusi Terikat Putusan MK Wakil Rektor Akademik UHO Buka Monev Penelitian dan Pengabdian Internal 2025 FEB UHO Selenggarakan Entrepreneur’s Day 2025 UHO Gelar Pelatihan Upgrading dan Tata Kelola OJS untuk Perkuat Kualitas Pengelolaan Jurnal Ilmiah UHO dan Kejati Sultra Tandatangani MoU Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

Headline

Pemecatan Kades Lasiroku Tunggu Putusan Inkrah

badge-check


 Pemecatan Kades Lasiroku Tunggu Putusan Inkrah Perbesar

Bupati Kolaka Tunjuk Pjs Kades

WARTASUAR.COM, KOLAKA – Bupati Kolaka H. Amri mengambil langkah tegas terhadap Kepala Desa Lasiroku Nasruddin yang terseret kasus asusila. Setelah divonis tiga tahun penjara dalam kasus pelecehan anak di bawah umur, Bupati langsung memberhentikan sementara Nasruddin.
“Surat pemberhentian sementara Kades Lasiroku sudah ditandatangani oleh Pak Bupati,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kolaka Agus di kantornya.
Agus menjelaskan, untuk mengisi jabatan Kades Kades yang kosong, Bupati menunjuk seorang ASN sebagai Penjabat Sementara (Pjs). “Sudah ada ASN dari pegawai kecamatan,” ujarnya.
Menurut Agus, status Nasruddin masih diberhentikan sementara karena masih menunggu keputusan pengadilan berkekuatan hukum tetap (inkrah). Vonis tiga tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim kepada Nasruddin pada 3 September 2025 lalu, belum dapat dijadikan acuan untuk memecat atau memberhentikan tetap sang Kades. Sebab, baik Jaksa Penuntut Umum (JPU) maupun terdakwa masih mengajukan upaya banding.
“Memang sudah ada putusan pengadilan, tapi belum inkrah karena JPU dan kades mengajukan banding. Jadi kami menunggu hasil putusan inkrah baru diberhentikan tetap,” ujar Agus.
Sebelumnya, majelis hakim Pengadilan Negari Kolaka menjatuhkan vonis tiga tahun satu bulan tahun penjara kepada Kades Lasiroku Nasruddin, karena dinyatakan terbukti melakukan tindak pidana pencabulan terhadap seorang perempuan yang tak lain warganya sendiri. Korbannya adalah anak di bawah umur yang masih berstatus pelajar.
Vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), yang menuntut terdakwa dengan hukuman 5 tahun penjara. (kal)
Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Wakil Rektor Akademik UHO Buka Monev Penelitian dan Pengabdian Internal 2025

20 November 2025 - 22:31 WITA

UHO dan Kejati Sultra Tandatangani MoU Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

12 November 2025 - 18:07 WITA

Dorong Produktivitas Ikan Lele dan Nila di Desa Unamendaa, BEM UMK Gelar Pelatihan Teknik Budidaya Bioflok

11 November 2025 - 17:10 WITA

Siswa MI Darul Istiqamah Kunjungi Pejuang Veteran di Hari Pahlawan

10 November 2025 - 13:48 WITA

Hari Kedua Wisuda Periode Juli–Oktober 2025, UHO Kukuhkan 758 Wisudawan

5 November 2025 - 22:49 WITA

Trending di Headline